Kelangsungan Hidup Organisme
Keberlangsungan hidup organisme didukung atau dipengaruhi oleh 3 peristiwa yaitu adaptasi, seleksi alam dan perkembangbiakan. Adaptasi merupakan penyesuaian mahluk hidup terhadap lingkungan. Seleksi alam merupakan kemampuan alam untuk menyeleksi oranisme yang ada didalamnya. Dengan beradaptasi, mahluk hidup yang mampu bertahan akan berlangsung hidupnya, sedangkan yang tidak mampu bertahan akan punah, dalam peristiwa inilah alam akan berperan sebagai penyeleksi. Sedangkan perekmbangbiakan untuk melestarikan jenisnya sehingga keberlangsungan hidupnya akan tetap berlangsung.
Setiap mahluk hidp dibekali oleh Tuhan yang maha kuasa dengan kemampuan untuk mempertahankan hidupnya dan menjaga keturunannya supaya tetap lestari. Tetapi karena keserakahan mahluk hidup yang lebih tinggi tingkatnya dan ketidakpedulian manusia akan kelestarian lingkungan hidup telah merusak ekosistem yang baik. telah menjadi hukum alam bahwa mahluk lemah akan dimangsa oleh mahluk hidup yang lebih kuat atau yang kita kenal dengan hukum rimba.
A. Adaptasi
Pernahkah kamu mendengar adaptasi? Apa yang kamu ketahui tentang adaptasi? apa yang terjadi jika suatu mahluk hidup tidak dapat beradaptasi? Salah satu penyebab kepunahan mahluk hidup adalah ketidakmampuan mahluk hidup untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Adaptasi adalah kemampuan mahluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Ada beberapa cara penyesuaian diri yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara penyesuaian bentuk organ tubuh, penyesuaian kerja organ tubuh dan tingkah laku yang menanggapi perubahan lingkungan. Dari pengertian adaptasi tersebut, ada tiga macam bentuk adaptasi, yaitu:
1. Adaptasi fisiologi
2. Adaptasi tingkah laku, dan
3. Adaptasi morfologi
Adaptasi terlihat dari adanya perubahan bentuk luar atau dalam suatu mahluk hidup sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat hidupnya. Perubahan ini bersifat tetap dan khas untuk setiap jenis sehingga bisa diwariskan kepada keturunannya.
1. Jenis-Jenis Adaptasi
a. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi Fisologi adalah penyesuaian diri mahluk hidup melalui fungsi kerja organ-organ tubuh supaya bisa beratahan hidup. Adaptasi ini berlangsung di dalam tubuh sehingga sulit untuk diamati. Ikan lakut menghasilkan urine yang lebih pekat dibandingkan ikan sungai? Hal ini dikarenakan kadar garam air laut tinggi daripada kadar garam air tawar. Tingginya kadar garam menyebabkan ikan kekurangan air sehingga harus banyak minum. Akibatnya, kadar garam dalam darahnya menjadi tinggi sehingga untuk mengurangi kepekatan cairan dalam tubuhnya, ikan mengeluarkan urine yang pekat.
Hewan herbivor beradaptasi terhadap makanan secara fisiologis, Sapi, kambing, kerbau dan domba merupakan hewan herbivor yang dapat mencerna zat makanan didalam lambung. Rayap dan Teredo navalis yang hidup dikayu galangan kapal dapat mencerna kayu dengan bantuan enzim selulase. Hewan ini sering disebut cacing kapal karena perusak kayu galangan kapal. Teredo navalis muda yang baru menetas mempunyai sepasang cangkok. Pada tepi cangkok terdapat gigi mirip kikir yang berfungsi mengebor kayu. Setelah dewasa, Teredo navalis menjadi mahluk mirip cacing. Pada saluran pencernaannya terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan enzim selulase. Dengan enzim itulah kayu yang telah dilumatkan dengan gigi kikirnya dapat dicernakan.
Selain hewan, manusia dan tunbuhan dapat beradaptasi dengan lingkungannya secara fisoilogis. Dapatkah kamu menyebutkan contoh dari adaptasi fisiologi manusia? Tubuh manusia mampu menambah jumlah sel darah merah apabila berada dipegunungan yang lebih tinggu. hal tersebuh dapat meningkatkan oksigen lebih banyak untul mencukuppi kebutuhan sel sel tubuh. Mata manusia dapat menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Ketika ditempat gelap, maka pupil kita akan melebar. Sebaliknya ditempat terang pupil kita akan menyempit. Melebar atau menyempitnya pupil mata adalah upaya untuk mengatur inensitas cahaya.
b. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku mudah kita amati karena perubahan tingkah laku untuk menyesuaikan lingkungannya agar tetap terjaga kelangsungan hidupnya. Beberapa contoh adaptasi tingkah laku. Sebagai berikut:
1) Mimikri
Bunglon mengelabuhi musuhnya dengan mengubah warna kulitnya. Jika berada didedaunan, warna kulit bunglon menjadi hijau. Sebaliknya, apanila berada ditanah, warna kulit bunglon menjadi seperti tanah (kecokelatan). Perubahan warna kulit sesuai warna lingkungannyaseperti yang dilakukan oleh bunglon tersebut dinamakan mimikri.
2) Autotomi
Cecak merupakan contoh hewan yang ekornya mudah putus. dalam keadaan bahaya cecak mengelahui musuhnya dengan cara memutuskan ekornya disebut autotomi. Jika seekor cecak dij=kejar oleh pemangsa, ekornya secara mendadak putus dan bergerak-geraksehingga perhatian pemangsa akan tertuju pada ekor yang bergerak-gerak tersebut. Kesempatan itu digunakan cecak untuk menghinkan diri dari kejaran pemangsa.
3) Hibernasi
Musim dingin adalah musim yang sangat sulit bagi hewan. Banyak hewan yang tidak dapat bertahan hidup pada musim yang keras ini. Beberapa hewan melewatinya dengan tetap mencari makan. Seentara itu hewan bertahan hidup dengan terlelap suatu tidur khusus yang dinamakan hibernasi. Ciri-ciri hewan melakukan hibernasi yaitu suhu tubuh rendah serta detak jantung dan pernapasan sangat lambat. Tujuannya untuk menghindari cuaca yang sangat dingin, kekurangan makanan, menghemat energi. Contoh hewan yang melakukan hibernasi antara lain ular, kura-kura, ikan dan bengkarung yang tetap tinggal disarangnya selama musim dingin.
4) Estivasi
Dibeberapa belahan dunia, cuaca yang paling buruk adalah cuaca musim panas. Pada musim panas, udara sangat panas dan kering. beberapa hewan bergerak mencari tempat perlindungan dan tidur. Tidur dimusim panas disebut estivasi. Kata ini berasal dari kata latin yang berari musim panas. Tujuan hewan melakukan estivasi adalah untuk menghindari panas yang tinggi dan kekurangan air. Lemur kerdi;, kelelawar dan beberapa tupai adalah mamalia yang berestivasi untuk menghindari cuaca kering.
Jenis tanaman jae-jahe an dan rerumputan melakukan estivasi dimusim kemarau dengan mengeringkan dedaunannya. Adapun pohon jati melakukan estivasi dengan menggugurkan seluruh daunnya. Hibernasi dan estivasi, keduanya disebut dormansi. Jadi, dormansi merupakan masa istirahat bagi mahluk hidup untuk tetap bertahan pada cuaca yang buruk.
5) Adaptasi tingkah laku pada rayap
Rayap mampu mencerna kayu bukan karena mempunyai enzim yang mampu mencerna kayu, melainkan karena di dalam ususnya terdapat hewan flagellata yang mampu mencerna kayu. Hewan flagellata mampu menghasilkan enzim selulose. Secara periodik, rayap mengalamu pengelupasan kulit. Pada saat kulit mengelupas, usus bagian belakang ikut terkelupas, sehingga flagellata ikut terbawa oleh usus. Untuk mendapatkan kembali flagellata tersebut. rayap biasanya memakan kembali kelupasan kulitnya. Berbeda dengan rayap dewasa, rayap yang baru menetas suka menjilati dubur rayap dewasa untuk mendapatkan flagellata.
6) Adaptasi tingkah laku mamalia air
Hewan vertebrata dan golongan mamalia dan reptilia yang hidup didalam air tetap bernapas dengan paru-paru. Hal itu tampak jelas pada cara bernapasnya, misalnya paus. Setiap saat paus muncul ke permukaan air untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya sampai paru-parunya penuh sekali, yaitu sekitar 3.350 liter. Setelah itu paus akan kembali menyelam kedalam air. Dengan udara sebanyak itu, paus mampu bertahan kira kira setengah jam didalam air. Pada saat muncul kepermukaan air, Hasil oksidasi biologi dihembuskan melalui lubang hidung, seperti pancaran air mancur. Sisa oksidasi ini berupa karbon dioksida yang jenuh dengan uap air yang mengalami pengembunan (kondensasi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar